Jumat, 01 Agustus 2014

Bawalah Aku ke Hatimu : IX

"Universitas Stanford?!" Audrey terperangah.
Audrey bingung. Merasa tak percaya dan khawatir. Ia tak mengedipkan matanya. Jantungnya berdegup tak beraturan. Ada sesuatu yang membuatnya sedih. Hatinya mulai kacau.

"Iya, Universitas Stanford. Haruskah kuulang untuk ketiga kalinya?" jawab Isabel tenang.

Audrey hanya diam. Menatap Isabel lalu beralih ke Danar. Masih diam.

"Bukankah itu kabar baik? Aku akan ke luar negeri. Berkumpul dengan orangtua dan kakakku. Tinggal bersama orang-orang yang menyayangiku, sangat menyayangiku." Isabel kembali bersuara.

Audrey dan Danar masih terdiam. Mata Danar kembali berkaca-kaca. Isabel memaksakan senyum pada keduanya. Kakinya mulai melangkah hendak meninggalkan mereka. Audrey meraih tangan kiri Isabel.

"Di sini juga ada orang yang menyayangimu. Sahabatmu..." ucap Audrey sambil menggenggam tangan Isabel dan menatap punggungnya penuh arti.

Isabel melepaskan genggaman Audrey dengan lembut dan masih membelakangi Audrey. Lalu ia pun kembali melangkah dan benar-benar keluar dari ruangan itu. Audrey dan Danar yang masih terkejut dengan ucapan Isabel hanya bisa diam terpaku melihat kepergian wanita yang memakai kemeja bunga-bunga berwarna putih-biru itu.
******

"Gak. Aku ga bakal melepaskan wanita yang sungguh mencintaiku."

Kevin mengambil jaket cokelatnya dan segera meluncurkan Chevrolet Camaro putih miliknya. Sesaat kemudian ia mencari nama Suzan di kontak handphonenya lalu menekan tombol hijau.

"Halo Suzan. Datanglah ke tempat kencan pertama kita. Aku menunggumu di sana. 10 menit lagi aku tiba."

Belum sempat Suzan menjawab, Kevin langsung mematikan panggilannya. Sorot mata Kevin sangat tajam. 'Tidak akan. Tidak akan. Tidak akan' batin Kevin.

Setibanya di tempat pertemuan...

"Maaf sudah membuatmu menunggu. Ayo!" ajak Kevin sambil memegang tangan kanan Suzan.

Kevin mulai mengantri dan melihat layar, matanya dengan jeli mencari film yang sesuai untuk mereka. Ya, sekarang mereka sedang berada di bioskop, tempat kencan pertama mereka. Setelah memilih film Kevin dan Suzan pun segera masuk ke Studio 3. Tidak ada kata yang keluar dari mulut Kevin maupun Suzan sejak masuk ke dalam studio hingga selama film diputar. Setelah filmnya selesai mereka masih diam. Kevin kembali memegang tangan Suzan dan mengajaknya pulang tanpa mengucapkan satu kata pun.

Di dalam mobil akhirnya Kevin memecah keheningan.

"Suzan, maafin aku. Sungguh aku sayang dan cinta sama kamu. Aku ga akan biarin kamu pergi. Aku ga mau kita jauh."
"Tapi, kemarin kamu bilang kalo kamu suka sama Audrey. Sekarang kamu bilang kamu cinta sama aku dan ga mau pisah sama aku?! Kamu pikir aku apa?" Suzan mulai emosi.
"Saat itu pikiranku sedang kacau. Aku hanya salah mengartikan perasaanku terhadap Audrey. Semua ini karena janjiku pada adik yang sangat kusayangi, Danar."

Aku sedang bermain gitar di dalam kamar. Kemudian telepon rumah berbunyi. Aku segera keluar dari kamar dan mengangkat telepon itu.
"Halo? Ya, saya Kevin, kakaknya Danar. Apa?! Danar kecelakaan?"

Aku segera pergi ke rumah sakit. Di perjalanan aku teringat pada Isabel. Wanita yang selama ini dekat dengan Danar bahkan aku pun kenal padanya. Aku segera meneleponnya dan mengabarkan apa yang telah terjadi. Setibanya di suatu ruangan di rumah sakit yang kulihat adalah Danar yang sedang terbaring kesakitan dengan berlumuran darah. Dadaku terasa sesak. Aku menghampirinya.

Ia pun berkata, "Kak, tolong jaga Audrey."
"Audrey? Siapa?"
"Dia pacar Danar. Tolong jaga Audrey.."

Danar pun pingsan. Aku keluar dari ruangan itu. Tidak lama kemudian dokter pun keluar dan mengatakan bahwa Danar koma. Lalu Isabel muncul dengan raut muka pucat. Kami masuk ke ruangan itu. Danar sedang tertidur dengan perban melingkari kepalanya. Isabel menangis sambil mencium tangan kanan Danar. Aku hanya bisa diam membisu dan membiarkan air mataku mengalir.

1 jam kemudian aku memutuskan pulang untuk mengambil pakaian Danar. Di kamar Danar aku baru teringat akan pesan Danar. Aku pun mengirimkan pesan kepada Audrey melalui handphone Danar. Aku benar-benar tidak sempat bertemu dan melihat wajah Audrey. Beberapa hari kemudian aku pun berhasil mendapatkan informasi tentang Audrey. Dan aku sangat terkejut, bagaimana bisa Audrey dan Isabel berteman baik? Apakah mereka tidak tahu bahwa di antara mereka ada cinta segitiga? Entahlah! Yang terpenting sekarang adalah aku harus menjaga Audrey seperti permintaan Danar.

"Lalu?" Suzan menunggu kata yang akan keluar dari mulut Kevin selanjutnya.
"Selama ini aku hanya terbawa suasana. Aku hanya ingin menjaga Audrey untuk Danar. Maafin aku karena aku begitu tega mengatakan semua itu kemarin. Maukah kau kembali padaku?" tanya Kevin
"Danar adalah orang baik. Kamu juga orang baik. Kemarin Audrey memiliki kamu sebagai pelindung dan penjaganya. Tapi sekarang, besok, dan selamanya aku yang memiliki kamu."

Kevin dan Suzan pun berpelukan. Suzan tersenyum bahagia, begitupun dengan Kevin. Kevin membelai rambut hitam Suzan.
******

To Be Continued . . .

Umi Yanti
1 Agustus 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar