Jumat, 16 Desember 2011

Saat Aku Terbangun Dari Tidurku : I

Aku menyesal tidak mengetahui beban yang dirasakannya selama ini. Seandainya aku tahu akan ku ringankan bebannya hingga ia tidak perlu menderita seperti ini.
*****

Aku mengenalnya sejak 4 tahun yang lalu di sebuah bandara internasional.

Pagi itu aku sedang terburu-buru karena pesawat akan segera take off. Karena sibuk memainkan handphone aku pun menabrak seorang gadis.

“Maaf!” ucap kami bersamaan sambil membungkukkan badan.
“Ah iya, apa kau baik-baik saja?” tanyaku padanya.
“Iya, maaf aku sedang terburu-buru.” gadis itu berlari meninggalkanku.

Aku melirik arloji, dan segera berlari berharap tidak ketinggalan pesawat. Sesampainya di dalam pesawat aku merasa lega. Aku duduk di kursi paling akhir. Perjalanan menuju Indonesia kulalui tanpa hambatan.

Selama 4 tahun aku tinggal di New Jersey. Aku kuliah di New Jersey, S1 jurusan business management. Ayahku tidak bisa pulang ke Indonesia karena ada urusan bisnis dan tentu saja Ibuku harus menemani ayah. Di Indonesia ini aku akan tinggal bersama paman, satu-satunya adik ayah. Sejujurnya aku merindukan paman, karena sebelum pindah ke New Jersey aku memang tinggal bersamanya.

Hari ini untuk pertama kalinya tidak ada yang menungguku di bandara. Aku maklum, paman pasti sedang sibuk. Sedangkan Ibu adalah anak tunggal sehingga ia tidak memiliki keluarga lain selain Ayah, aku, dan paman. Jadi di Indonesia aku memiliki seorang keluarga. Cuma satu orang.

Handphone-ku berdering.
“Hallo?”
“Hallo Abram, kau sudah tiba di Indonesia?” terdengar suara yang sangat aku rindukan.
“Ah paman, iya, baru saja.” jawabku semangat.
“Syukurlah! Maafkan paman tidak bisa menjemputmu. Kau datang saja ke kantor paman, nanti kita akan mengadakan pesta untuk menyambut kedatanganmu.” ajak paman dengan antusias.
“Baiklah. Aku rindu padamu paman.”
“Paman juga sangat merindukanmu.”

Aku menyetop sebuah taksi dan memasukkan beberapa koper yang kubawa. Taksi yang kunaiki melaju menuju kantor paman. Rencananya aku akan tinggal di Indonesia selama setahun untuk bekerja di kantor paman, lalu aku akan kembali ke New Jersey untuk melanjutkan S2.

Aku masih ingat betul jalanan kota ini, masih sama, belum ada perubahan. Aku memakai headphone dan memutar lagu beraliran beat. Setibanya di kantor paman ternyata paman telah menunggu kedatanganku di lobby. Aku memeluk paman. Lalu kami pulang ke rumah paman untuk merayakan kedatanganku. Aku merasa senang dapat melepaskan kerinduanku pada paman.

Sepanjang perjalanan kami terus mengobrol. Paman menanyakan kabar Ibu dan Ayah, kuliahku, dan juga rencanaku ke depan. Paman sedikit merasa kecewa karena aku akan kembali ke New Jersey lagi, tapi ia kemudian mengatakan :

“Yaa walaupun kau hanya setahun berada di Indonesia dan akan terasa sebentar tapi setidaknya itu lebih baik daripada tidak sama sekali.”

Aku hanya tersenyum. Nampaknya aku akan mengingat kata-kata pamanku itu.
*****
To Be Continued . . .


Umi Yanti
15 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar