Kamis, 19 Januari 2012

Saat Aku Terbangun Dari Tidurku : VIII

Kehidupan selama 20 tahun yang telah kunikmati mungkin adalah sebuah mimpi yang sangat indah, namun di saat aku terbangun dari tidurku aku tersadar bahwa semuanya telah menghilang dan pergi meninggalkanku sendiri. Kehidupan yang semula ku anggap menarik dan menyenangkan sekarang berubah menjadi sebuah masalah besar yang tak tahu apakah aku bisa melewatinya.

Tidak ada tempat ataupun seseorang yang bisa kumintai bantuan. Tak ada satupun. Apakah aku bisa bertahan? Entahlah. Seluruh badanku terasa aneh. Perasaanku juga aneh. Ayah... Aku merindukanmu.

Mataku melihat benda yang sangat menyilaukan. Suaraku tertahan. Tenggorokanku sakit karena terus menangis seharian. Tubuhku tak bergeming. Aku hanya terpaku melihat jalan raya yang sepi ini. Ayah, Ibu, mungkinkah kita akan bertemu? Aku ingin sekali bersama kalian.

Braakkk!!!

Tubuhku terhempas. Hatiku terasa hampa, tatapanku kosong, dan tubuhku seakan-akan remuk. Aku tak bisa melihat apa yang ada di sekelilingku. Aku hanya mendengar sayup suara ribut orang-orang yang menghampiriku. Aku merasa hening. Abram, Erlan selamat tinggal...

"Hei! Cepat hubungi ambulans!"
"Jangan, kita langsung bawa ke rumah sakit saja!"
*****

Bye bye bye
Bye bye
I'm doing this tonight
You're probably gonna start a fight
I know this can't be right
Hey baby come on
I loved you endlessly
When you weren't there for me
So now it's time to leave
And make it alone

Don't really wanna make it tough
I just wanna tell you that I had enough
Might sound crazy
But it ain't no lie
Bye bye bye

Aku sedang mendengarkan sebuah lagu yang dinyanyikan oleh N'Sync, aku berharap akan segera menemukan pengganti Abram. Tetapi setelah lagu itu berakhir, aku melihat sosok pria yang telah berdiri di sampingku. Pria yang ku tabrak kemarin. Erlan. Apakah dia akan menggantikan Abram? Jujur saja, perasaanku sekarang menjadi tidak menentu. Bahkan, aku sendiri tidak mengerti.

Many days I've spent
Drifting on through empty shores
Wondering what's my purpose
Wondering how to make me strong
I know I will falter I know I will cry
I know you'll be standing by my side
It's a long long journey
And I need to be close to you

Sejak kepergian Abram, aku selalu menghabiskan hari-hariku dengan terus memikirkan apa keinginanku. Aku merasa tidak memiliki tujuan. Aku berusaha untuk kuat, tegar, dan tersenyum karena Abram menginginkannya. Pada akhirnya aku menangis di kesendirianku.

Tetapi Erlan muncul. Menghilangkan perih hatiku. Aku tahu Erlan akan bersamaku, menemaniku melewati ujian ini, dan oleh karena itu aku ingin selalu ada di dekat Erlan untuk menjalani perjalanan panjang ini.

Do you hear me
I'm talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I'm trying

Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

Keberuntungan! Keberuntunganku bisa mengenal Erlan. Saat ini aku sedang menunggu Erlan untuk mengungkapkan perasaanku. Lagu Lucky yang sedang kudengar menggambarkan perasaanku sekarang. Apakah Erlan mendengar isi hatiku? Aku akan mempertahankannya karena Erlan membuat beban berat yang ku rasakan menjadi lebih ringan.

Antara sadar dan tidak, aku melihat sosok Erlan dan ibu tiriku berada di sampingku. Aku sedang berada di rumah sakit. Aku tidak memiliki daya untuk menggerakkan badanku, atau mengeluarkan kata-kata, bahkan untuk melihat dengan jelas. Aku benar-benar lemas. Bernafas pun terasa amat menyiksa. Udara sangat sulit untuk ku hirup. Mataku tak kuat lagi, semua terlihat gelap dan hilang di telan kegelapan.

'Terima kasih Ibu, Abram, Erlan... Di kehidupan selanjutnya, kita harus lebih baik lagi!'
*****
To Be Continued . . .


Umi Yanti
19 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar