Kamis, 19 April 2012

Bawalah Aku ke Hatimu : VI

Setelah 2 minggu berlalu, Suzan dan Kevin memutuskan untuk tidak saling menghubungi satu sama lain. Mereka merenungi apa yang harus mereka lakukan untuk kelanjutan hubungan mereka. Apakah harus dilanjutkan atau diakhiri sampai di sini?

Kevin sedang duduk di sebuah gazebo yang tepat berada di depan kamarnya. Di sekelilingnya ada banyak sekali jenis bunga yang sedang bermekaran. Aroma khas yang keluar dari bunga-bunga tersebut membuat pikiran Kevin cukup tenang. Udara pun terasa sejuk. Sesaat kemudian ia tertidur sambil memeluk foto dirinya bersama Suzan.

"Kak, aku mau ke rumah sakit. Kakak mau ikut gak?" tanya Audrey pada Ayu.
"Sorry banget Drey, kakak juga mau pergi nih. Ada urusan mendadak di kampus."
"Oh, kalo gitu kita bareng aja kak."
"Oke, tunggu bentar ya."

Setelah menutup dan mengunci pintu rumah dan pagar mereka pun segera menyetop sebuah taksi. Di tengah perjalanan, Audrey tiba-tiba menyuruh taksi itu berhenti dan segera turun.

"Drey, kamu mau kemana?" teriak Ayu.
"Sebentar kak, aku mau beli sesuatu!"

Tidak lama kemudian Audrey kembali dengan membawa satu buket bunga Chrysanthenum ungu yang memiliki arti keinginan kuat untuk sehat. Ayu yang melihat Audrey membawa bunga tersebut pun tersenyum halus.

"Ini hadiah untuk Danar." ucap Audrey bersemangat.

Sepanjang perjalanan Audrey terus tersenyum. Entah mengapa ia merasa sangat bahagia dan tenang.
*****

"Danar, happy 3rd anniversary. Hari ini gak terasa ya kita udah jadian selama 3 tahun. Tapi sayang selama setahun ini kamu terus tidur... Aku mohon kamu bangun ya, biar kita bisa ngerayain bareng."

Audrey mengecup kening Danar dengan lembut. Mengelus pipinya. Menggenggam tangannya. Dan memeluknya dengan hangat. Air mata Audrey mengalir di pipi Danar. Audrey teringat dengan bunga yang ia beli tadi. Ia segera meletakkannya di samping ranjang Danar. Ia tersenyum.

Dengan perlahan Danar menggerakkan bola matanya. Ia membuka kelopak matanya dengan amat perlahan. Audrey yang melihat kejadian itu terkejut. Ia langsung menekan tombol untuk memanggil dokter. Audrey berulang kali menekan tombol tersebut. Ia menggenggam erat jari-jari lemas Danar.

Akhirnya Dokter pun tiba dengan dua perawat. Mereka segera memeriksa kondisi Danar. Audrey tersenyum bahagia hingga ia meneteskan air mata. Ia meraih kalung pemberian Danar.

"Bagaimana dok keadaan Danar?" tanya Audrey dengan antusias.
"Syukurlah, kondisinya cukup stabil. Dia sungguh beruntung. Nanti kami akan memeriksanya lebih lanjut. Kami permisi." jelas dokter.
"Terima kasih Dok! Terima kasih!"

Dokter dan perawat pun keluar. Kini tinggallah Audrey dan Danar di dalam ruangan itu. Audrey menghampiri ranjang Danar dengan senyum. Namun Tidak ada ekspresi apa pun yang ditunjukkan oleh Danar. Audrey menjadi ragu. Ia memelankan langkah kakinya. Raut wajahnya menjadi sedih. Tetap tidak ada ekspresi dari Danar. Wajahnya dingin, seolah-olah tidak memperdulikan Audrey.

"Danar..."
Tidak ada jawaban.

"Danar, kamu kenapa diam? Kamu gak inget sama aku ya? Aku Audrey. Audrey. Kamu inget kan?"
Tetap tidak ada jawaban.

"Eee, setahun yang lalu kamu kecelakaan terus koma. Waktu itu kita mau ngerayain hari jadi kita yang ke-2. Mmm... Hari ini kita anniversary yang ke-3 loh. Kamu inget kan? Oh iya, kalung ini kamu loh yang kasih ke aku..."

"I LOVE YOU, Audrey." ucap Danar memutuskan perkataan Audrey.
*****

To Be Continued . . .


Umi Yanti

19 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar