Sabtu, 07 April 2012

Bawalah Aku ke Hatimu : IV

1 bulan kemudian...

"Aduh!" rintih Audrey.
"Drey!"

Kevin segera membantu Audrey berdiri. Audrey terjatuh karena tali sepatunya terlepas. Kevin sangat mengkhawatirkan Audrey.

"Drey, lutut kamu berdarah..."
"Ah, masa'?"
"Sini, kita ke UKS."
"Ah, gak usah deh. Cuma luka kecil kok." Audrey menolak.
"Biarpun luka kecil itu harus diobatin."

Dengan terpaksa Audrey pun menuruti bujukan Kevin untuk ke UKS. Di sana mereka hanya berdua. Kevin segera mengobati luka Audrey. Sudah sejak seminggu yang lalu saat mereka sedang berdua Kevin sering merasa gugup. Apalagi ketika melihat rintihan Audrey, ia sangat merasa cemas.
*****

Pagi ini udara cukup segar di Jakarta. Jalanan terlihat sepi dan kendaraan masih sedikit yang lalu-lalang. Isabel sedang mengajak jalan-jalan si Lamborghini kuningnya. Seminggu sekali Isabel selalu membawa mobil tersebut untuk di service. Kemudian ia mengambil handphone yang ada di dalam tasnya dan menelepon Audrey.

"Halo?"
"Drey, kita jalan-jalan yok!" ajak Isabel.
"Emm, ke mana?"
"Ke mana ya? Entar aja deh nentuin tempatnya. Sekarang aku jemput kamu dulu ya. Siap-siap gih!"
"Oke deh. Tunggu bentar. Bye."

Tit. Telepon dimatikan. Pikiran Isabel menerawang. Nampaknya ini bukanlah pertemuan biasa yang sering ia lakukan dengan Audrey.

Di rumahnya, Audrey sedang sibuk merapikan bajunya. Maklum, Audrey memang sedikit bermasalah dengan yang namanya 'kerapian'. Ayu yang melihat Audrey sedang membereskan kamarnya turut membantu.

"Drey, kamu mau kemana?" tanya Ayu sambil melipat pakaian Audrey yang berserakan.
"Kakak mau ikut? Aku mau jalan bareng Isabel." jawab Audrey sambil tersenyum.
"Owh. Kamu sayang banget ya sama Isabel?"
"Loh? Kakak kok tiba-tiba ngomong kaya gitu sih? Sebenernya kakak kenapa gak suka sama Isabel?"
"Kakak cuma ngerasa ada yang aneh sama Isabel. Dia kaya nutupin sesuatu dari kamu deh."
"....."

Selesai merapikan kamar Audrey, mereka segera menuruni anak tangga. Klakson mobil Isabel telah berbunyi yang menandakan bahwa Isabel telah tiba. Isabel tersenyum melihat Ayu. Ayu hanya mengacuhkannya. Audrey pun pamit dan berjalan menuju mobil Isabel. Mobil yang mereka naiki itu pun melaju meninggalkan rumah Audrey.

Di dalam mobil, Isabel terlihat tidak tenang. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Audrey yang melihat gelagat aneh Isabel merasa bingung. Tapi ia mencoba untuk tidak memikirkannya. 'Mungkin saja Isabel sedang ada sedikit masalah' batinnya.

Saat Audrey hendak menanyakan tujuan mereka, tiba-tiba Isabel menghentikan laju mobilnya. Hal itu membuat Audrey sedikit terkejut dan tubuhnya tersentak ke depan.

"Bel, kamu kenapa?" tanya Audrey.
"Drey, aku minta maaf!" ucap Isabel sambil terisak.

Air mata isabel mengalir. Audrey yang tidak mengerti semakin bingung dengan sikap sahabatnya itu. Ia mencoba menenangkan Isabel, namun Isabel terus menangis tersedu-sedu. Audrey semakin khawatir.

"Bel? Kamu jangan kaya gini. Aku jadi ikut sedih."

Isabel tetap tidak menghiraukan kata-kata Audrey. Isabel mengelap mata dan pipinya menggunakan tissue. Lalu menatap mata Audrey dalam-dalam. Ia melihat wajah sahabat yang ada di hadapannya. Alis mata Audrey sedikit naik pertanda bahwa ia bingung dengan kelakuan Isabel.

"Drey, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."
"Apa?" balas Audrey sambil mengelus rambut Isabel.
"Se-sebenarnya sejak, sejak dulu aku udah suka sama, ee... sama Da-nar."
"Bel? Kamu ngomong apa?"

Di sisi lain, Kevin sedang di taman bersama Suzan. Suzan yang memakai dress berwarna pink yang menjuntai hingga lutut terlihat sangat cantik. Ia selalu memasang senyumnya. Semakin manis.

"Suzan, kamu cantik banget saat ini..." puji Kevin.
"Haha, makasih. Tapi maksud kamu selama ini aku gak cantik, gitu?"
"Kamu cantik terus kok. Cuma hari ini terlihat beda."

Kevin memeluk Suzan. Kini Suzan sedang merasakan hangatnya dada bidang Kevin. Kevin mengelus rambut Suzan. Suzan terus tersenyum.

"Suzan, aku mau jujur."
"Jujur tentang apa?" mata Suzan menatap mata Kevin.
"Aku benar-benar sayang sama kamu. Tapi entah mengapa saat ini aku juga ngerasa aku sayang banget sama Audrey. Aku gak tau kenapa..."

Suzan mendongakkan kepalanya seakan-akan tidak percaya atas apa yang ia dengar barusan.
*****
To Be Continued . . .


Umi Yanti

7 April 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar