Minggu, 13 Mei 2012

Bawalah Aku ke Hatimu : VII

"Danar?" ucap Audrey tersenyum halus.

Mata Danar tampak berkaca-kaca. Mungkin karena perasaannya yang sulit diungkapkan dengan kata-kata yang membuat Danar hingga saat ini hanya memandangi Audrey dengan penuh arti. Diam-diam ternyata Isabel sedang memperhatikan Danar dan Audrey dari luar ruangan. Isabel ikut larut ke dalam perasaan haru tersebut. Dirinya merasa sangat bahagia karena Danar telah sadar dari komanya. Setelah setahun berlalu akhirnya Isabel kembali dapat melihat mata cokelat tajam Danar. Sungguh kebahagiaan yang amat besar bagi Isabel!

Keesokannya Audrey bangun lebih awal dari biasanya. Ayu menjadi sedikit terkejut akan kelakuan adiknya itu. Bangun lebih awal, tersenyum, mengalunkan sebuah lagu, dan ditambah lagi dengan membersihkan halaman. Ayu pun menghampiri Audrey.

"Drey! Kayaknya kamu lagi seneng niih. Tumben banget mau bangun pagi-pagi dan ngebersihin halaman."
"Oh iya! Aku lupa cerita ya, Kak?" Audrey menyadari.
"Cerita soal apa, Drey?"
"Danar, Kak! Danar!"
"Danar? Dia sudah sadar ya?!" tebak Ayu dengan spontan.
"Betul, betul sekali, Kak!"
Audrey segera memeluk Ayu.
*****

Kevin sedang memandangi handphone-nya. Berharap ada sebuah panggilan masuk bertuliskan nama Suzan. Namun sejak 15 menit yang lalu handphone Kevin sama sekali tidak berbunyi. Rupanya Kevin lupa mengaktifkan handphone-nya.

"Sialan! Aku lupa aktif-in handphone lagi! Pantes aja dari tadi ni benda diem aja!" umpat Kevin dengan kesal.

Lalu Kevin menekan tombol merah yang ada pada handphone tersebut untuk beberapa detik dan dengan seketika handphone-nya telah aktif. Namun tetap saja tidak ada telepon maupun SMS yang masuk. Rasanya dia sangat merindukan Suzan.

"Syukur deh kalo Danar sudah sadar. Sekarang kalian bisa bersama lagi. Tapi gimana dengan Isabel?" tanya Ayu.
"Isabel... Emm, dia..."
"Ya sudah, nanti aja mikirin dia. Sekarang kamu harus fokus ke Danar terlebih dahulu, oke?"
Audrey hanya mengangguk.

Siangnya Audrey mengunjungi Danar. Danar terlihat lebih segar. Dengan senyumnya yang khas mampu membuat Audrey semakin bahagia. Karena keadaan Danar yang masih belum bisa mengkonsumsi makanan selain makanan dari rumah sakit, Audrey pun batal membelikan cokelat, cemilan favorit Danar. Namun Audrey telah menemukan gantinya.

"Danar!" kejut Audrey.
"Audrey." Danar tersenyum.
"Nih, aku bawa hadiah buat kamu. Tapi bukan cokelat."
"Jadi, apa?"
"Coba deh buka!"
"Waah, kotak musik. Bagus banget, makasih ya Drey!"
Danar pun mencium pipi kanan Audrey.

Sementara di waktu yang bersamaan Suzan sedang asyik bermain dengan komputer kesayangannya. Ia sibuk berkutik dengan tugas kampusnya. Ia pun membuka Winamp dengan memutar sebuah lagu.

Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa untuk selamanya
Namaku cinta ketika kita bersama
Berbagi rasa sepanjang usia
Hingga tiba saatnya aku pun melihat
Cintaku yang khianat, cintaku berkhianat
Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tanpamu butiran debu

*****

To Be Continued . . .


Umi Yanti

13 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar