Kamis, 13 Oktober 2011

Kami dan Dirinya : I

Aku dan sahabatku sedang berada di sebuah toko buku. Toko favoritku. Toko yang berisi puluhan bahkan ratusan komik-komik yang menarik. Aku sedang memilih komik yang akan kubeli.

"Aduh! Lama sekali milihnya, aku sudah lapar." Putri merengek padaku.
"Tunggu sebentar, aku masih sedikit bingung." jawabku dengan tenang.

Akhirnya mataku tertuju pada sebuah komik yang ada di sudut rak itu. Ya! Itu adalah komik yang kucari. Sepertinya cerita ini sangat menarik. Aku pun memutuskan untuk membeli komik itu dan segera pergi ke sebuah restoran bersama Putri, sahabatku.

"Aku pesan jus apel dan nasi goreng spesial ya. Aku mau ke toilet dulu." kataku pada Putri sebelum meninggalkannya sendirian di meja no. 4 itu.

Setelah keluar dari toilet aku pun merapikan rambutku yang sedikit berantakan. Tiba-tiba, bruk!
"Aw!" kakiku tersandung sebuah meja kecil.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya seseorang padaku sambil menahan tubuhku yang hampir jatuh.
"Aku tidak apa-apa, terima kasih." ucapku padanya. Aku menatap matanya. Mata sipit dan berwarna coklat. Tubuhku terasa kaku. Aku menyukai dia, batinku.

"Lain kali kau harus lebih hati-hati."
"Siapa namamu?" pertanyaan itu terlontar begitu saja tanpa menghiraukan nasihatnya.
"Namaku Tomy. Namamu?"
"Dinda." aku tersenyum padanya.

Tomy pun menghilang dari pandanganku. Wajahku masih dihiasi dengan senyuman penuh arti ketika aku tiba di hadapan Putri. Putri menatapku heran.

"Hei! Ada apa dengan wajahmu itu?"
"Kau tahu? Aku bertemu dengan seorang lelaki keren dan tampan bernama Tomy!" jawabku penuh dengan semangat dan sedikit menjerit. Raut wajah Putri tiba-tiba berubah.

"Tomy? Benarkah?"
"Iya. Kau mengenalnya?" tanyaku penasaran. Namun Putri hanya diam dan melanjutkan makan siangnya. Aku pun juga memakan pesananku karena perutku sudah lapar sekali.

Di perjalanan pulang Putri terus murung. Apakah ada yang mengganggu pikiran Putri? Tapi biarkan saja, mungkin saat ini Putri sedang tidak ingin diganggu. Aku pun membuka plastik pembungkus komik yang kubeli tadi dan mulai kubaca. Taksi yang membawa kami terus melaju menembus keramaian jalanan.
*****

Sinar mentari menembus gorden biruku. Mataku mulai terbuka. Sesekali aku masih menguap dan menggeliatkan badanku. Wajah Tomy masih terbayang di pikiranku. Jantungku mulai berdegup kencang. Bibirku tersenyum. Tapi aku masih penasaran atas ekspresi Putri kemarin. Aku menelepon Putri dan mengajaknya bertemu.

To Be Continued . . .

Umi Yanti
13 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar