Rabu, 14 September 2011

Segitiga yang Berubah : I

Memang benar, teman bisa berubah jadi cinta...
Arga yang telah mengenal Lia selama empat bulan ini merasakan suatu getaran ketika bersama Lia, begitupun dengan Lia. Tetapi Arga dan Lia belum bisa menyatukan perasaan mereka karena Arga mengetahui bahwa Manda menyukai dirinya. Arga hanya tidak ingin membuat Manda tersakiti jika ia menjadi kekasih Lia. Sebenarnya Arga mengetahui perasaan Manda sejak tiga bulan yang lalu, namun Arga mencoba untuk mengacuhkan Manda. Tujuannya hanya satu, yaitu Arga tidak ingin memberikan harapan kosong pada Manda sebab Arga tidak memiliki perasaan apapun terhadap Manda.

Arga menjelaskan kondisi dan situasi mengapa ia dan Lia belum bisa menjadi sepasang kekasih, Lia pun menjadi jengkel. Dengan susah payah, Lia berusaha mengerti niat baik Arga. Arga sangat bangga dengan kebesaran hati dan pengertian Lia. Setiap harinya Arga selalu bersenda gurau dan tertawa bersama Lia. Manda yang melihat keakraban Arga dan Lia menjadi iri. Manda ingin sekali bergabung dengan mereka, namun ia tidak memiliki keberanian yang cukup untuk melakukan hal itu. Menatap mata Arga saja sudah membuat jantung Lia berdegup kencang, apalagi jika ingin mengobrol, Manda sungguh tidak memiliki nyali. Manda hanya bisa melihat keceriaan Arga dan Lia, baginya melihat Arga bahagia merupakan ketenangannya.

Lambat laun, hati seseorang akan luluh jua...
Arga ingin menjadi teman Manda dan mengenal Manda lebih jauh. Arga berpikir bahwa selama ini ia terlalu egois karena mengacuhkan dan menganggap Manda tidak ada hanya karena Manda menyukainya. Manda pun terlihat senang dengan perubahan sikap Arga. Meskipun Arga lebih dekat dengan Lia, Manda tidak merasa kecewa. Ia bersyukur akhirnya bisa menjadi teman Arga yang sebenarnya. Kadangkala Manda harus mengalah ketika Lia mengajak Arga untuk pergi ke kantin, padahal saat itu Arga sedang bersamanya. Arga yang sejak awal menyukai Lia, tentu saja segera pergi bersama Lia dan meninggalkan Manda.

Lia mulai merasa Arga sedikit menjauh darinya dan lebih sering memperhatikan Manda. Arga mengatakan bahwa ia bersikap seperti itu semata-mata untuk menjaga hati dan perasaan Manda. Arga hanya tidak ingin menyakiti Manda lebih dalam. Setidaknya ia harus membiarkan Manda bisa merasakan kebahagiaan bersama Arga meski hanya sebentar. Namun Lia malah beranggapan hati dan perasaan yang seharusnya Arga jaga adalah dirinya, bukan Manda. Secara tidak langsung Arga mencoba membuat Manda tidak tersakiti, namun di sisi lain hal itu membuat Lia tersakiti. Lia mulai meragukan keseriusan Arga. Lia menjadi resah.

Lia terus berpikir, apakah sebenarnya Arga lebih menyukai Manda? Itulah mengapa Arga memilih tidak berpacaran dengan dirinya dengan alasan tidak ingin menyakiti Manda. Mungkin saja Arga belum menyadari perasaannya yang sesungguhnya dan salah mengartikan perasaan itu. Lia terkejut dengan pikirannya sendiri. Kecemasan Lia terhadap sikap Arga bertambah. Haruskah ia berbicara dengan Arga mengenai perasaannya sekali lagi? Bagaimanapun Lia tidak ingin menjadi penghalang. Dulu Arga memang menyukainya, namun mungkin perasaan itu telah berubah. Iya, Lia harus berbicara dengan Arga.

To Be Continued . . .

Umi Yanti
14 September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar